Sunday 11 April 2010

(artikel) Tentara Bayaran di Sierra Leone

Penggunaan tentara bayaran seolah-olah menjadi suatu kewajaran ketika sebuah negara tidak mampu memenuhi kebutuhan militernya atau dalam bidang keamanan. Tentara bayaran bersifat lebih mahal diawal namun tidak perlu diurusi biaya-biaya kebelakangnya. Jadi, perumpamaannya adalah ‘tentara bayaran, mahal perdananya gratis vouchernya’. Hal inilah yang sangat menarik untuk dibahas mengingat penggunaan tentara bayaran yang sangat luas di kalangan MNC, pemerintahan, hingga perorangan. Layaknya barang dagangan, tentara bayaran ada karena permintaan. Permintaan-permintaan itu seperti membunuh seseorang, menjaga suatu wilayah atau orang, hingga sebagai eksekutor ‘siluman’ suatu negara. Negara-negara konflik, MNC atau perusahaan tambang, penguasa atau pengusaha dengan banyak musuh merupakan langganan tetap perusahaan-perusahaan ini.

Sierra Leone adalah salah satu negara penghasil barang tambang, terutama berlian, terbesar di dunia dengan keuntungan mencapai 250-300 juta dollar AS per tahun. Hasil tambang dari negara dengan ibukota bernama Freetown ini, selain berlian konflik (blood diamond) yang sangat terkenal, juga rutile (sejenis bijih uranium), emas dan bauksit. Semua kekayaan tambang ini menjadi sebuah dilema bagi Sierra Leone, karena di satu sisi sangat menguntungkan dan menggiurkan dengan keuntungan yang sangat tinggi. Namun di sisi lain menjadi rebutan berbagai pihak mulai dari para negara maju, MNC-MNC pertambangan, hingga penduduk dalam negeri sendiri yang menjadi pemberontak.

Penyewaan tentara bayaran di Sierra Leone menjadi pemandangan umum mengingat negara ini terus-menerus diterpa konflik yang membuat pembangunan infrastruktur tertatih-tatih, korupsi merajalela dan pemberontak-pemberontak RUF yang terus-menerus mengancam pemerintahan. Di Sierra Leone tentara bayaran digunakan selain oleh pemerintah juga perusahaan barang tambang asal Amerika dan Eropa yang menambang di sana. Executive Outcome adalah salah satu Privat Military Corporation (PMC) yang aktif cukup lama di Sierra Leone.

Sejarah Lahirnya Tentara Bayaran

Tentara bayaran pertama kali di Afrika digunakan di Mesir Kuno oleh Firaun Ramsis II yang menggunakan 11 ribu tentara bayaran yang disebut Medjay pada abad tahun 1200 SM. Selain Medjay, Mesir juga sering menggunakan tentara Libya , Syria, dan Kananit sebagai pengawal pribadi firaun. Untuk Asia sendiri, tentara bayaran pertama kali berada di Jepang. Mereka adalah kelompok Saiika dari provinsi Kii. Adalah Oda Nobunaga, seorang jenderal yang berusaha mendapatkan kekuasaan di Jepang, yang menggunakannya pada peperangan Ishiyama Hongan-ji.

Di Eropa, penggunaan tentara bayaran pertama kali pada era klasik dan saat itu Yunani memiliki prajurit terbanyak dan menjadi favorit kerajaan-kerajaan lain. Kerajaan Persia menjadi kerajaan langganan tentara bayaran ini. Pada abad pertengahan di kerajaan Roman, tentara bayaran menjadi suatu kebutuhan entah karena kurangnya sumber daya manusia, tidak cukup waktu untuk melatih sendiri, tidak memiliki bahan baku untuk membuat senjata, atau hanya karena masalah politik. Salah satu tentara bayaran favorit lainnya pada masa lalu adalah Varangian Guard atau orang-orang Viking yang dikenal karena kebrutalannya dalam menguasai suatu wilayah.

Wilayah Arab juga dikenal tentara bayaran. Suku Assyura menjadi cikal-bakal penggunaan kata assassin. Menurut literatur yang ada, mereka mampu masuk ke dalam tenda pemimpin musuh tanpa diketahui. Saladin sendiri pernah diancam ketika dia tertidur di tendanya. Saat itu, Saladin bangun dan mendapati di sampingnya telah ada roti beracun dan secarik kertas ancaman.

Tentara bayaran berbeda dengan Perusahaan Militer Swasta (PMC). Semua PMC pastilah tentara bayaran, tapi tentara bayaran belum tentu tergabung dalam PMC. Sebagai contoh, ada pasukan Air Tiger di Cina sebagai tentara bayaran tanpa tergabung dalam perusahaan tertentu. namun, tentara bayaran dalam PMC lebih mudah direkrut dibanding yang bekerja sendiri.

Konflik di Sierra Leone dan Masuknya Tentara Bayaran

Sierra Leone terletak di Afrika Barat dan berbatasan dengan Guinea, Liberia, dan Samudera Atlantik. Dengan luas 71,740 km2, Sierra Leone memiliki penduduk sebanyak 6.294.774 jiwa menurut data CIA pada tahun 2008. Dengan iklim tropisnya, wilayah Sierra Leone terdiri dari savannah hingga hutan hujan. Namun, lebih dari dua dekade perang sipil merusak dan menggoyahkan pemerintahan. Salah satu sumber perang sipil di Sierra Leone adalah konflik di Liberia.

Perang sipil pecah di Sierra Leone umumnya karena tiga hal, yaitu korupsi yang terjadi dalam tubuh pemerintahan, kepengurusan sumber daya alam, terutama berlian, yang buruk, dan faktor eksternal karena sedang terjadi perang sipil di Liberia yang notabenenya tetangga Sierra Leone. Pemimpin National Patriotic Front of Liberia dikabarkan membantu Revolutionaty United Front (RUF) pimpinan Foday Sankoh, seorang mantan tentara Sierra Leone. Sebagai gantinya, Taylor mendapatkan berlian dari hasil jarahan RUF. Serangan pertama RUF terjadi di Distrik Kailahun, timur Sierra Leone. Serangan dari Liberia ini terjadi tanggal 23 Maret 1991. Pemerintahan yang sedang lemah akibat masalah ekonomi dan korupsi tidak mampu membendungnya. Dalam sebulan RUF berhasil menguasai hampir seluruh daerah di Provinsi Timur. Disinilah mulai dikenal strategi untuk menggunakan anak-anak sebagai tentara.

Belum selesai dengan RUF, terjadi percobaan kudeta di tubuh pemerintahan. 22 April 1992, enam tentara Sierra Leone mengasingkan Presiden Sierra Leone, Joseph Momoh, ke Guinea. Hal ini terjadi diduga karena keenam tentara tersebut frustasi akibat kegagalan pemerintah dalam mengahadapi RUF. Khusunya bagi Momoh yang dianggap tidak serius dan partai oposisi All People’s Congress (APC) yang terus meningkat kekuatannya. Keenam tentara tersebut berhasil mengasingkan presiden dengan bantuan pangkat tinggi mereka di militer. Mulai dari Letnan Kolonel, Kolonel, Kapten, hingga Brigadir Jenderal. Mereka kemudian membentuk pemerintahan baru, National Provisional Ruling Council (NPRC) dengan Kolonel Yahya Kanu sebagai pemimpinnya. Namun diduga akan bernegosiasi dengan APC, Kanu dibunuh oleh seorang anggota NPRC.

4 Mei 1992, Valentine Strasser, seorang kapten berumur 25 tahun yang ikut mengkudeta Momoh, menjadi pengganti Kanu dan juga sebagai kepala negara. Rakyat yang Sierra Leone yang gembira atas kemenangan NPRC, yang berhasil menjatuhkan kediktatoran APC yang dianggap korup, turun ke jalan. Junta NPRC, segera setelah menguasai negara, membekukan konstitusi dengan menerapkan negara dalam kondisi darurat. Selain itu larangan berbicara dan pemberitaan juga diterapkan. Yang palih parah adalah tentara dan polisi diberi wewenang tidak terbatas untuk menegakkan hukum tanpa perlu takut untuk dihukum atau dibawa ke pengadilan.

NPRC ternyata tidak lebih baik dari Momoh dalam mencegah RUF. Semakin banyak wilayah yang jatuh ke tanngan RUF, termasuk sebagian besar daerah tambang berlian di timur. NPRC membalasnya dengan menyewa ratusan tentara bayaran dari Executive Outcome. Dalam sebulan para tentara bayaran berhasil memukul mundur para pemberontak kembali ke perbatasan Sierra Leone. Namun, di pemerintahan korupsi terus meningkat diantara para anggota NPRC. Strasser menurunkan wakil presidennya kemudian menjadikan Julius Maada Bio, yang turut mengkudeta Momoh, menjadi menjadi perwakilannya. Anggota NPCR lain yang tidak puas, termasuk Bio, kembali melakukan kudeta.

Maada Bio kemudian mengaktifkan Konstitusi dan mengadakan pemilihan umum. Setelah pemilihan, Bio mengembalikan tampuk kepemimpinan kepada pemerintahan sipil. Namun, tahun 1996 Mayor Jenderal Johny Paul Koroma melakukan kudeta. Dia kemudian ditangkap dan dipenjara. Beberapa petinggi militer yang tidak senang dengan hal ini membentuk Armed Forces Revolutionary Concil (AFRC) dan menjungkalkan pemerintahan. AFRC kemudian membebaskan Koroma dan mengangkatnya sebagai presiden dan kepala negara. Koroma membekukan konstitusi, melarang demonstrasi, dan menutup semua kantor radio swasta. Parahnya, dia mengajak RUF untuk bersama-sama memerintah. 10 bulan kemudian Koroma dijatuhkan tentara PBB, ECOMOG dibawah Nigeria, yang kemudian mengembalikan posisi pemerintahan. Orang-orang yang terbukti bekerjasama dengan AFRC dihukum oleh pemerintah karena AFRC diduga berusaha membelot.

PBB yang berusaha membantu Sierra Leone mengirimkan pasukan penjaga perdamaian. Ribuan pasukanpun ditempatkan di Sierra Leone. Namun, segera setelah Nigeria mulai meninggalkan Sierra Leone, pasukan PBB yang bermaksud mengamankan senjata-senjata RUF, terlibat bentrok. Sekitar 500 tentara PBB dijadikan sandera. Hal ini kemudian kembali memicu perang antara pemerintah dan RUF.

Tahun 2001, PBB kembali terlibat dan mulai mengamankan Sierra Leone. Perang berakhir Januari 2002 yang dilanjutkan dengan mengadakan pengadilan pelanggaran HAM oleh PBB. Pasukan PBB ditarik sepenuhnya tahun Desember 2005.

Informasi Tambahan Dibalik Konflik Sierra Leone

Executive Outcome (EO) adalah perusahaan militer swasta Afrika Selatan. Pendirinya adalah Letnan Kolonel Eeben Barlow dari Pasukan Keamanan Afrika Selatan. PMC yang berdiri pada tahun 1981 ini kemudian bergabung dibawah Strategic Resource Corporation. EO menyediakan pasukan, pelatihan, dan bantuan logistik, hanya kepada pemerintahan yang diakui secara resmi. Meskipun demikian EO lebih sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengendalikan sumber daya alam dalam negara konflik atau wilayah-wilayah dalam suasana kacau. Namun, EO mengaku bahwa dalam aksinya mereka mendapat persetujuan dari pemerintah setempat, bukannya perusahaan-perusahaan di negara tersebut.

Sebelum EO ditempatkan di Sierra Leone, sebenarnya telah ada pasukan Gurkha Security Guard (GSG). Pasukan yang ditarik dari India dan dilatih oleh Inggris ini ditempatkan di Sierra Leone untuk membantu pemulihan keamanan selama perang sipil. Namun, Gurkha kemudian meninggalkan Sierra Leone karena Komandan mereka, Robert Mackenzie yang berasal dari Kanada, serta beberapa prajurit Gurkha lainnya dibunuh oleh RUF pada Februari 1995.

Sebelum tahun 1997, EO adalah bagian dari Sandline International, sebuah PMC. Namun EO melepaskan diri setelah kegagalan Sandline dalam menempatkan EO di Papua New Guinea (PNG). Saat itu terbukti bahwa Perdana Menteri PNG Julius Chan menyewa tentara bayaran untuk melindunginya. Selain itu, setelah EO selesai di Sierra Leone, Sandline yang menggantikannya. Kuat dugaan bahwa hal ini terkait dengan hubungan masa lalu mereka.

Pada tahun 1995, EO diminta oleh pemerintah Sierra Leone untuk mengamankan RUF, mengambil alih tambang berlian, dan menciptakan perdamaian. EO kemudian memulai misinya dengan mengamankan wilayah sekitar ibukota, kemudian melakukan pelatihan-pelatihan dan penyediaan alat kepada tentara pemerintahan. Selain itu, EO juga menyediakan pengamanan dan penjagaan kepada para petinggi negara. Perlengkapan-perlengkapan yang EO berikan kepada Sierra Leone misalnya sebuah pesawat Mi-24 Hind, dua helikopter Mi-8, dan kendaraan tempur BMP-2. Untuk penanganan kepada prajurit yang terluka, EO juga menyediakan pesawat Boeing 707 agar mereka bisa segera dibawa keluar dari wilayah perang.

Meskipun sejarah militer EO sangat baik, ketika terdengar pemberitaan bahwa EO ikut dalam bisnis berlian konflik, PBB mengusir mereka dari Sierra Leone. Setelah kepergian EO, Sierra Leone kembali bergolak. Pada Juli 1997, Eeben Barlow meninggalkan EO akibat tekanan pers dan publisitas buruk dunia internasional. Namun tetap menjalin kontak dengan Sierra Leone, Sandline International (PMC), dan DiamondWorks (perusahaan pertambangan berlian). Jadi kecurigaan PBB terhadap EO memang beralasan, karena Eeben Barlow sebenarnya salah seorang pemegang saham DiamondWorks. Ini terkait dengan adanya perjanjian antara Sierra Leone dan EO.

Ketika menyewa EO, Sierra Leone seolah-olah ditinggalkan oleh dunia. PBB dan organisasi kawasan Afrika, Organization of African Unity, tidak mampu berbuat apa-apa walau hanya sekedar memihak. Dalam kondisi terjepit itulah Prsiden Sierra Leone memutuskan menyewa tentara bayaran. Namun, kondisi ekonomi yang sangat buruk membuat negara tidak mampu memberi EO cukup bayaran. Akhirnya, sebagai gantinya pemerintah menjanjikan akan memberikan konsesi khusus atas penambangan berlian-berlian kepada Barlow.

Akhir tahun 1995, setelah pengamanan ibukota, EO mulai memasuki daerah pertambangan. Setelah berhasil mengamankan wilayah pertambangan akhir tahun 1995, EO mulai bekerjasama dengan milisi lokal The Kamajors. Kerjasama ini dimaksudkan untuk menjaga aktivitas penambangan sepeninggal EO nantinya. Sebagai catatan, tambang-tambang yang EO utamakan untuk diambil alih adalah tambang-tambang yang Sierra Leone berikan konsensinya. Pemimpin The Kamajors nantinya, setelah mendapat pelatihan oleh EO, diangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan Sierra Leone pada Maret 1996. Hingga tahun 1996 masih terdapat beberapa PMC yang dipekerjakan di Sierra Leone. Selain EO antara lain, Britain’s Defence System Limited, Lifeguard (juga milik Eeben), dan Teleservice. Lifeguard dan Teleservice adalah PMC local Sierra Leone.

EO mulai direncanakan pemutusan kontraknya setelah RUF akan berdamai dengan pemerintah. RUF menginginkan perdamaian namun setelah EO keluar dari Sierra Leone. Selain itu, EO juga dirasa pemerintah bekerja secara tidak profesional. Sebenarnya, karena PMC merupakan sebuah bisnis, EO sengaja memperpanjang konflik sehingga biaya pembayaran kerja para tentara bayaran akan bertambah. Pada tahun 1997 EO mulai meninggalkan Sierra Leone. Namun, Lifeguard memperbarui kontrak kerjanya dengan Sierra Leone agar seolah-olah tidak terkait dengan EO. Setelah diperbaharui, Lifeguard menggantikan posisi EO dalam menjaga tambang-tambang berlian dan rutil. Kasus lain dalam tubuh EO adalah mereka dikirim ke Sierra Leone atas permintaan Nelson Mandela yang mengusahakan perdamaian di sana.

Kontak Sierra Leone-Sandline dimulai tanggal 3 Juli 1997. Namun keberadaanya selama di Sierra Leone menciptakan sedikit konflik dengan pemerintahan Inggris. Sandline dituduh melakukan pengiriman senjata ke Sierra Leone. Jadi, selama Sandline bekerja di Sierra Leone pada tahun 1997, selama itu juga Sandline mengalami kasus di Inggris.

Dari Penulis

Penggunaan tentara bayaran yang kontroversial tidak terlepas dari fungsi dan hukum yang menyertainya. Terkadang tentara bayaran memang dibutuhkan ketika dunia internasional tidak mampu berpihak apalagi ikut campur. Atau misalnya ketika suatu hal butuh penanganan cepat dengan memutus rantai birokrasi. Pada kasus Sierra Leone, keberadaan tentara bayaran sebagai akibat ketidakmampuan dunia internasional dalam membantu pengamanan di sana. Seperti halnya dengan bisnis yang lain, tentara bayaran berusaha menjaga agar ‘pasar’ terus berjalan. Makanya mereka kadang bersikap berlebihan dalam menangani sesuatu. Jadi, ketika mereka berulah kemudian orang tidak suka, akan tercipta konflik yang bisa berbuntut pada lahirnya perang atau bertambahnya durasi perang. Karena tentara bayaran merupakan sebuah pekerjaan.

Memang, terkadang penggunaan tentara bayaran tidak berjalan seperti yang diinginkan. Karena, tentara bayaran adalah milik penawar tertinggi. Ketika penawar tertinggi adalah pihak musuh dari pihak yang awalnya kita bela, maka tentara bayaran akan berpihak kepada yang menawar lebih tinggi. Tentara bayaran tidak akan habis selama masih ada orang, negara, atau perusahaan yang ingin mengamankan, membunuh, atau sekedar mendapatkan pelatihan khusus. Sesuai dengan konsep permintaan barang dalam rumus ekonomi sederhana.