Sunday 11 April 2010

(tokoh) Momofuku Ando

Lahir dengan nama Wun Pai-Fu pada 5 Maret 1910 dan memiliki darah campuran Taiwan dan Jepang, Momofuku Ando adalah nama yang fenomenal di kalangan industri makanan. Mungkin tidak banyak orang awam yang mengenal namanya, tapi dikalangan pengusaha makanan dunia, khususnya mie instan, Ando dijuluki sebagai Bapaknya Mie atau Raja Ramen. Keberhasilannya menemukan mie instan yang kini tersebar hampir di seluruh dunia, membuat mie instan tanpa disadari adalah makanan Jepang yang paling mendunia. Untuk mengetahui alasan mengapa mie instan menjadi salah satu kesuksesan makanan Jepang di dunia internasional, harus diketahui terlebih dahulu sedikit sejarah dan asal-usul mie instan itu sendiri.

Mie instan sebenarnya telah ada sejak zaman Dinasti Qing di Cina. Mie ini sama konsepnya dengan pengalengan, di goreng hingga kering agar lebih tahan lama. Hingga akhirnya Momofuku Ando menemukan mie instan yang dikenal seperti sekarang ini. Berdasarkan artikel tahun 2007 pada Japan Times, ”Ando was king of instant ramen”, dituliskan bahwa Ando berusaha menemukan mie instan ketika melihat rakyat Jepang yang disusahkan untuk mengkonsumsi roti pasca Perang Dunia II dan penjatuhan bom atom.

Amerika Serikat, setelah peristiwa Hiroshima dan Nagasaki, mengambil alih Jepang kemudian memberi bantuan tepung terigu kepada rakyat Jepang yang saat itu dilanda krisis. Ando kemudian merasa aneh kenapa tepung-tepung tersebut harus menjadi roti bukannya mie yang jauh lebih akrab dengan rakyat Jepang. Kementerian Jepang berdalih bahwa perusahaan mie sangat sedikit jumlahnya untuk mampu memenuhi kebutuhan makanan masyarakat Jepang saat itu. Disinilah Ando melihat ada celah bisnis. Akhirnya, pada tanggal 25 Agustus 1958, setelah berbagai percobaan dan kegagalan, Ando berhasil mengembangkan mie instan pertama. Mie yang berangkat dari penyajian mie ramen ini diberi nama Chikin Ramen. Ramen sendiri adalah nama untuk jenis makanan sup.

Chikin Ramen menemukan kendala saat itu karena harganya yang cukup mahal, sekitar 35 yen. Apalagi mengingat krisis sedang melanda dan negara sedang berusaha membangun kembali. Hal ini kemudian ditaktisi dengan meyederhanakan tempat mienya sehingga harga per bungkus akhirnya bisa dijangkau rakyat Jepang. Hingga saat ini Chikin Ramen masih bertahan di beberapa negara termasuk Jepang.

Kemudian penemuan Ando berlanjut dengan Cup Noodles pada tahun 18 September 1971. Cup Noodles adalah mie yang memiliki wadah sendiri untuk diseduh. Mie jenis inilah yang paling terkenal hingga ke Amerika Serikat. Hal ini setelah Ando menyadari bahwa orang Amerika senang dengan makanan fast food. Mie instan yang cara penyajiannya sangat mudah dan cepat menjadikannya begitu efisien ketika ingin dikonsumsi. Cukup dibuka, diseduh, dan ditunggu 3 menit. Atas keberhasilan Ando dan mie instannya, Pemerintahan Jepang dan Kaisar memberikan bintang jasa tertinggi untuk rakyat sipil, The Order of the Rising Sun, Gold, and Silver Star.

Salah satu alasan lain mengapa mie instan begitu cepat ‘merajalela’ terutama pada masa setelah Perang Dunia II berkecamuk adalah kurangnya jumlah makanan di dunia. Dan negara yang paling parah terkena dampaknya adalah mereka yang kalah perang atau yang mengeluarkan ongkos perang terbanyak. Misalnya saja Jepang dan Amerika. Dengan harga yang begitu murah dan mudah dijangkau membuat mie instan menjadi salah satu makanan pokok di dunia. Bahkan, menurut Wikipedia, mie instan telah menjadi makanan ringan nasional di Jepang. Jika diingat-ingat kembali, Indonesia pun sempat dilanda “demam mie instant” ketika Nissin masuk dengan mienya dan perkenalan Supermi dengan rasa Ayam Bawang.

Perusahaan mie yang didirikan Ando akhirnya semakin terkenal ke mancanegara. Apalagi Ando juga membentuk Asosiasi Industri Makanan pada tahun 1964 sebagai sebuah badan untuk mengawasi standar mutu makanan, terutama makanan ekspor. Perusahaan mie yang sudah tidak asing di telinga beberapa negara ini adalah Nissin Food Products Co., Ltd. of Japan. Dengan jaringan penjualannya yang mencapai seluruh belahan dunia, Nissin Foods menjadi salah satu perusahaan raksasa produsen makanan.

Menurut situs Wikipedia, negara-negara yang telah berhasil diekspansi Nissin Foods misalnya Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, beberapa negara di Uni Eropa, Hongkong, India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Singapura, Mauritius, Mexico, Korea Utara, Peru, Filipina, Arab Saudi, Korea Selatan, Rusia, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Ethiophia, dan Nigeria. Kemudian, Nissin Foods telah memiliki jaringan perusahaan di Brazil, Hong Kong, Jerman, India, Thailand, Mexico.

Melalui situs resminya, Nissin Foods kini mempekerjakan 21.900 karyawan, menghasilkan keuntungan pertahunnya sekitar $3,2 milyar, dan memiliki 29 pabrik pengolahan di 11 negara. Pada awalnya, sebelum mendirikan Nissin Foods, Ando mendirikan toko tekstil di Taipei pada umur 22 tahun. Setelah pindah ke Jepang, barulah Ando mendirikan Nissin, di Ikeda, Osaka, Jepang. Perusahaan yang didirikan kembali pada tahun 1948 ini sebelumnya adalah perusahaan garam hingga akhirnya Ando membawanya menjadi sebuah MNC di masa kini.

Mie instan menjadi makanan yang sangat populer berkat cara penyajiannya yang begitu praktis. Selain itu, harganya juga murah dan bisa dibawa kemana saja. Bahkan, mie instan menjadi pelepas rindu astronot-astronot Jepang akan kampung halaman mereka. Sebagai salah satu dampak popularitas, perusahaan-perusahaan produsen mie instan kemudian mendirikan sebuah asosiasi dengan nama IRMA atau International Ramen Manufacturers Association. Dengan anggota-anggotanya adalah Jepang, Malaysia, Brazil, Korea, Taiwan, Indonesia, China, Filipina dan Thailand.

Pada artikel The Jakarta Post, “Instant noodles go global” tanggal 9 Maret 2009 yang disadur dari IRMA, mengatakan bahwa pada tahun 1997 produksi mie instan mencapai 43 milyar per tahun. Kemudian diperkirakan akan melampaui 100 milyar bungkus per tahun pada 2010. Sebagai salah satu bukti globalisasi mie instan, IRMA juga mengeluarkan daftar negara penikmat mie instan tertinggi dunia. Urutan pertama diduki oleh China dengan 16 milyar bungkus per tahun. Kemudian disusul Indonesia pada 8,6 milyar bungkus per tahun dan Jepang dengan 5,3 milyar bungkus per tahun.

Mie instan semakin menjadi sebuah prospek masa depan yang menggiurkan setelah wacana resesi global. Mengingat pasar pejualan mie instan yang sangat besar pada masyarakat kelas bawah. Di Indonesia misalnya, mie instan telah menjadi makanan yang hampir dikonsumsi setiap hari. Hal ini turut mendongkrak produksi perusahaan makanan mie instan terbesar di dunia PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dan pabrik pengolahan tepung terbesar di dunia PT Bogasari Flour Mills. Atas apresiasi masyarakat dunia yang tinggi, Indonesia menjadi produsen mie instan terbesar di dunia dan China menjadi konsumen mie terbesar di dunia.

Sedikit contoh tentang keberhasilan mie instan Indofood di dunia adalah di Arab Saudi dan Nigeria. Sebagai akibat dari gelombang orang-orang yang ingin naik haji, Indofood mengembangkan pasarnya hingga Arab Saudi. Indofood menganggap bahwa mie instan akan mengobati kerinduan para calon haji di Arab Saudi, dan memang benar. Sebagai akibatnya, 96% pasar mie instan Arab Saudi adalah milik Indofood. Sementara di Nigeria, menurut sunnewsonline.com, pengenalan Indomie pada tahun1988 membuat hampir seluruh rumah di Nigeria mengkonsumsi Indomie. Dengan harga yang murah dan rasa yang kuat, Indomie berhasil menembus hampir seluruh pasar negara ketiga di dunia. Bahkan Ethiopia yang menyebut Indomie sebagai “Lehulum Tesmami” dalam bahasa Amharic yang artinya “Cocok Untuk Semua”.

No comments:

Post a Comment